Teman-teman pernah dengar tentang kutukan sirkel pertemanan tiga orang nggak? Aku sendiri baru pernah dengar setelah kemarin beberapa orang memberikan testimoni mereka soal topik ini melalui beranda twitter. Bagi yang belum tahu apa maksud dari kutukan aku maksudkan ini adalah –katanya– sahabat yang terdiri dari tiga orang itu akan sering dirundung masalah bahkan –katanya lagi– tidak akan berteman awet. Kalau dipikir-pikir, hm, benar juga ya pertemanan yang melibatkan tiga orang ini agaknya rawan terjadi pertikaian atau bahkan perpisahan.
Bagaimana Istilah Kutukan tersebut Terbentuk?
Aku melihat fenomena ini dari perspektif pengalamanku yang pernah beberapa kali terlibat dengan pertemanan yang terdiri dari tiga sahabat. Aku pribadi merasakan pertemanan tiga sahabat ini sebagai suatu anugerah dan it's good while it lasts. Proses pertemanan ini sangat-sangat indah dan menyenangkan walaupun –terkadang– tidak menjadi hal yang berlangsung seterusnya.
Permasalahan utama dari istilah ‘kutukan’ ini aku rasa karena kurasa pertemanan yang melibatkan tiga orang ini rawan ada anggota yang merasa left out atau terpinggirkan. Beberapa orang –yang aku lihat di beranda twitter– merasa bahwa yang sebenarnya yang berteman dalam pertemanan ini hanyalah dua orang, dan yang satunya akan merasa tersisih. Aku mendengar bahwa fenomena pertemanan yang dianggap terkutuk ini tidak hanya terjadi kepada pertemanan dengan formasi tiga orang saja, melainkan juga pertemanan yang berjumlah ganjil.
Jadi misalkan kita memiliki kawan berjumlah lima orang maka akan mungkin terjadi suatu sirkel di dalam sirkel dan menjadikan satu dua orang di dalamnya merasa tersisih. Walaupun begitu, banyak juga yang menganggap ini adalah mitos belaka, karena pada kasus mereka yang memiliki teman berjumlah ganjil rasanya langgeng-langgeng saja. Namun, untuk pertemanan tiga orang ini rasanya lebih fragile karena ketika satu orang merasa tersisih, mereka akan –merasa– sendirian. Kemudian, ketika suatu fenomena sudah di tahap di mana mereka dianggap sebagai kutukan, bukankah berarti bahwa fenomena tersebut tidak hanya sekali dua kali saja terjadi?
Aku pribadi seringkali terlibat cekcok ketika berada lingkar pertemanan tiga orang, terlebih lagi untuk suatu pertemanan virtual. Pertemanan virtual akan cenderung terasa lebih sensitif karena pertemanan sangat ditentukan oleh banyaknya mention atau tags maupun seberapa energiknya balasan seseorang (yang terkadang mudah menimbulkan salah paham apabila tidak memakai tone indicator). Pertemanan tiga orang dengan teman dari platform sosial mediaku sering timbul salah paham serta berganti-gantian ada yang merasa tersisihkan.
Bagaimana Solusi untuk Menjaga Pertemanan agar Menjadi Lebih Awet
Aku merasa kalau aku menyebutkan pertemanan tiga orang ini sebagai suatu kutukan, aku telah melakukan tindakan yang disrespecting atau tidak menghargai proses pertemanan kami. Namun, nyatanya memang terasa sekali bahwa pertemanan tiga orang ini sering sekali terjadi masalah. Hal yang membuat kami bertahan adalah rasa sayang yang sudah terpupuk beberapa bulan terakhir.
Solusi yang mungkin dapat menjadi sedikit tips dariku dalam lingkup pertemanan tiga orang ini adalah:
Jangan lupa untuk saling merangkul satu sama lain.
Ketika satu orang mungkin merasa menjadi menjauh, coba berkomunikasi dengan dia apakah dia memiliki hal yang mengganjal. Coba untuk dengarkan, dan posisikan diri menjadi dia, kemudian perbaiki hubungan dengan bonding bersama.
Jangan sungkan untuk memberikan bentuk apresiasi kepada teman kita.
Bentuk apresiasi ini tidak harus melalui pujian atau kata-kata reassure saja kok. Mungkin dengan selalu menyadari dan membalas percakapan dari teman kita itu sudah cukup menunjukkan bagaimana kita peduli dengan mereka.
Konklusi
Aku tidak ingin percaya bahwa kutukan pertemanan yang melibatkan tiga orang itu benar-benar ada. Aku ingin untuk menghargai segala yang terjadi saat ini, karena seperti yang aku sebutkan di atas, suatu pertemanan terkadang memang bukan kodratnya untuk menjadi permanen. It's good while it lasts. Seringkali orang-orang datang dan pergi –people come and go–, ketika seseorang rasanya sudah tidak sefrekuensi lagi dengan kita ya mau bagaimana lagi?
Jikalau rasanya sudah mengusahakan yang terbaik dan pertemanan tidak dapat bertahan, tidak baik juga untuk berlarut dalam kesedihan. Semoga ocehanku kali ini tidak terlalu berputar-putar walaupun memang bahasanku ngalor ngidul. Kamu ada cerita nggak soal persahabatan tiga orang ini?
0 comments:
Posting Komentar