Rabu, 27 April 2022

, , ,

Pengalaman Tes STAN (Disclaimer: Hanya sampai Tes Tahap Dua, Gan)


Politeknik Keuangan Negara-Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (PKN-STAN) merupakan salah satu sekolah tinggi yang peminatnya sangat banyak. Rumornya sekolah kedinasan memang menjadi primadona banyak orang khususnya bagi orang tua yang ingin kehidupan anaknya terjamin. Ya, aku lihat dari fenomena di dekatku kalau banyak orang tua mendorong anaknya masuk ke sekolah tinggi ini. Lulusan STAN digadang-gadang akan langsung ditempatkan untuk mengabdikan diri –bekerja– pada negara ketika lulus. Selain itu,  biaya kuliah pada sekolah tinggi ini ditanggung oleh negara sehingga pastinya terdengar menggiurkan untuk (hampir) semua orang. Salah satu seseorang yang didorong orang tua untuk ikut tes ini adalah aku. :’)


Melihat kabar bahwa STAN untuk beberapa tahun tidak menyelenggarakan tes seleksi membuat aku sedikit kaget. Aku juga bertanya-tanya mungkin ada yang penasaran dengan bagaimana tes seleksi di tahun-tahun lalu. Untuk itu, aku ingin menceritakan pengalamanku. Disclaimer terlebih dahulu: aku hanya lolos sampai tahap dua. Akan tetapi, mungkin ada sedikit pembelajaran bagi yang ingin ikut tes di tahun mendatang.


Tahap Pendaftaran

Aku ikut tes STAN di tahun 2017, memang sudah cukup lama jadi jika lupa-lupa ingat mohon dimaklumi ya! Seleksi STAN ini dilakukan secara luring –datang langsung– baik itu dari tes tertulis tahap I (tes potensi akademik dan bahasa Inggris), tes tahap II (tes kesehatan dan kebugaran), serta tes tahap III (tes kemampuan dasar). Sebelum melakukan tes, peserta mendaftar dahulu pada platform bernama www.panselnas.id. Platform website panselnas ini merupakan platform pendaftaran sekolah tinggi kedinasan terintegrasi di mana memungkinkan putra-putri bangsa untuk mendaftar pada satu saja sekolah tinggi kedinasan.



Sekolah kedinasan di Indonesia adalah di antaranya STAN, Politeknik Ilmu Pemasyarakatan (Poltekip) dan Politeknik Ilmu Imigrasi (Poltekim), Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS), Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Sekolah Kedinasan Kementerian Perhubungan, dan Politeknik Siber dan Sandi Negara (Poltek SSN). Artinya jika seseorang mendaftar pada STAN maka ia tidak dapat mendaftar sekolah kedinasan lain pada misalnya IPDN. Setelah melakukan pendaftaran online, jangan lupa untuk mencetak kartu pendaftaran untuk kemudian nantinya dibawa pada saat ujian tertulis.


Tes Tertulis Tahap I (Tes Potensi Akademik dan Bahasa Inggris)

Penyelenggaraan ujian tertulis STAN hanyalah dilakukan di kota-kota besar. Aku tinggal di Kota Kabupaten yang dekat dengan kota Surakarta. Kota tempat tes STAN yang paling dekat dengan domisiliku adalah Kota Yogyakarta. Setiap kali aku akan mengikuti tes, aku harus melakukan perjalanan kurang lebih tiga jam untuk sampai lokasi. Untuk itu, aku memilih untuk untuk memesan penginapan sehari sebelum tes. Tes tahap pertama aku rasa cukup menantang. Untung saja untuk Tes Potensi Akademik (TPA) sudah aku persiapkan dengan matang karena sekaligus untuk persiapan SBMPTN. Tes bahasa inggris kurang lebih banyak terfokus pada grammar.


Tes tahap II (Tes Kesehatan dan Kebugaran)

Tes ini di awali dengan pemeriksaan kesehatan umum seperti pengukuran tinggi badan, berat badan, kesehatan mata, tekanan darah, serta nantinya akan diperiksa oleh dokter berkenaan dengan detak jantung serta area perut (aspek kesehatan umum lainnya). Seingat saya, STAN memiliki persyaratan untuk tinggi badan minimal hanya untuk program studi tertentu yaitu Bea Cukai di tahun aku mendaftar. Silakan dicek pada laman resmi PKN STAN sekiranya terdapat perubahan syarat untuk pendaftaran di masa sekarang.



Untuk aspek kesehatan mata, mata minus maupun silinder bukan lah merupakan hal yang dapat menghambat kelulusan tes ini. Namun, bagi yang memiliki buta warna total, sangat disayangkan tidak dapat lolos pada STAN. Untuk aspek kesehatan gigi, aku melihat bahwa aspek ini tidak begitu diperhatikan oleh panitia, dengan begitu tidak perlu panik apabila memiliki gigi berlubang, karang gigi, dan lain sebagainya. Selanjutnya, setelah melakukan pemeriksaan kesehatan umum, peserta dipersilakan untuk melakukan perjalanan ke lokasi tes selanjutnya. Betul sekali, peserta perlu untuk berlari memutari lapangan dengan durasi waktu yang ditentukan oleh panitia. Jumlah untuk lari keliling lapangan tidak ditentukan oleh panitia harus berapa kali –tergantung pada kemampuan peserta–.


Aku merasa panitia menilai pada sikap peserta dalam melalui ujian ini. Aku waktu itu hanya dapat menyelesaikan dua kali putaran di saat peserta lainnya dapat menyelesaikan kurang lebih 3 sampai 4 putaran. Di tambah lagi, waktu itu aku sadar sekali telah menunjukkan reaksi kelelahan berlebih juga tarikan napas yang begitu cepat (megap-megap), mungkin hal tersebut yang menjadikan aku kurang beruntung untuk lolos tes ini. 


Simpulan

Tips yang sekiranya bisa aku berikan untuk peserta yang mungkin akan melaksanakan tes di masa mendatang adalah jangan lupa untuk berlatih latihan soal untuk tahap tes I serta III. Peserta aku rasa juga perlu banget untuk berlatih jogging dalam jangka waktu yang cukup lama untuk dapat melatih pernapasan serta kebugaran tubuh untuk tes tahap kedua. Waktu itu, aku sadar sekali bahwa aku terlalu fokus untuk belajar material akademis sehingga ketika disuruh berlari tingkahnya seperti remaja jompo.


Hal yang begitu berpengaruh untuk dapat meningkatkan kebugaran tubuh adalah dengan konsisten berlatih, bisa dilakukan dengan jogging di sekitar rumah beberapa menit setiap harinya. Semangat ya pejuang sekolah kedinasan!

 

0 comments:

Posting Komentar