Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN) merupakan salah satu cara yang digunakan oleh perguruan tinggi Indonesia untuk menyaring calon mahasiswa terbaik mereka. SNMPTN ini mempertimbangkan kuota siswa eligible, ranking paralel, prestasi, dan tentunya nilai rapor yang dimiliki oleh siswa. Siswa eligible sendiri dapat diartikan sebagai siswa yang berhak untuk mengikuti SNMPTN.
Kalau bicara tentang SNMPTN, hal yang aku paling ingat adalah kenekatanku dalam memilih program studi yang aku inginkan. Hari ini aku ingin membagikan sedikit pengalaman cerita kegagalanku di SNMPTN sekaligus berbagi tips dan barangkali motivasi bagi teman-teman yang akan mengikuti seleksi ini. Siswa kelas 12 SMA biasanya telah dibekali oleh beberapa tips untuk kelulusan SNMPTN baik melalui guru Bimbingan Konseling (BK), wali kelas, maupun alumni. Ada beberapa hal yang dapat aku rangkum dari tips-tips tersebut:
Pilih program studi yang benar-benar kamu minati.
Hal ini terjadi karena kamu didorong untuk mengambil apapun program studi yang kamu pilih ketika kamu lulus SNMPTN. Jika kamu tidak mengambil pilihan yang kamu pilih ketika lulus SNMPTN, maka perguruan tinggi tempat kamu mendaftar berpotensi melakukan blacklist pada sekolahmu. Kejadian ini tentunya akan memiliki imbas kepada adik kelas. Kasihan nanti adik kelas kita tidak memiliki kesempatan untuk mendaftar pada pilihan yang diinginkan karena ulah satu alumni yang melepas kelulusan SNMPTN.
Peluang kelulusan SNMPTN akan lebih tinggi jika terdapat alumni yang lulus pada program studi yang dipilih.
Proses Seleksi dari program SNMPTN sebenarnya merupakan salah satu rahasia dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Mengapa demikian? Karena sampai saat ini kita tidak tahu dengan pasti bagaimana sistem pemilihan siswa serta apa saja faktor yang menjadi penentu dipilihnya siswa.
Aku pernah diberi cerita oleh guru BK-ku bahwa jika ada satu siswa yang lolos pada satu program studi di tahun ini, maka kemungkinan besar di tahun berikutnya akan ada adik kelas yang lolos jika memilih program studi yang sama. Selain itu, track record dari alumni juga akan sangat memengaruhi seleksi SNMPTN. Apabila ada alumni sekolah yang memiliki prestasi atau nilai yang baik, maka peluang adik kelasnya untuk diterima SNMPTN dikatakan akan lebih besar.
Usahakan untuk memilih program studi yang tidak ada saingannya di sekolah kita.
Hal ini berlaku ketika kamu ingin sekali untuk lulus lewat jalur SNMPTN. Pada misalnya, ketika kamu ingin memilih jurusan kedokteran UNS namun Andi dari kelas lain juga memilih program studi tersebut. Andi memiliki peringkat paralel yang lebih tinggi dari kamu dan melihat dari alumni yang lolos kedokteran UNS tahun lalu hanya satu orang, maka kamu memiliki posisi yang berisiko untuk mendaftar pada program studi ini.
Aku sarankan jika kamu berada pada situasi ini kamu perlu untuk mempertimbangkan dua hal:
Sekiranya kamu sangat menginginkan program studi tersebut dan kamu bersedia untuk melakukan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) jika gagal SNMPTN kamu bisa tetap mendaftar program studi tersebut. Toh, jika kamu memilih program studi yang tidak kamu suka dan di akhir akan melepas program studi tersebut hanya akan berimbas pada adik kelas.
Namun, ketika kamu hanya menginginkan untuk dapat lolos SNMPTN aku sarankan untuk memilih pilihan program studi lainnya yang tidak memiliki pesaing juga memiliki catatan alumni yang lolos pada program studi tersebut. Akan tetapi, pertimbangkan pula bahwa pilihan tersebut sudah sangat cocok denganmu sehingga kamu tidak melepas kelulusan SNMPTN tersebut di kemudian hari.
Diskusikan dengan orang tua, tetap belajar untuk kemudian terburuk, serta selalu berdoa dan tawakal.
Aku rasa restu dari orang tua merupakan hal yang penting. Ada kalanya terdapat orang tua yang menginginkan anaknya berkuliah di tempat yang tidak begitu jauh dengan rumah. Selain itu, aku sarankan teman-teman untuk tetap belajar untuk menghadapi SBMPTN untuk menghadapi kemungkinan terburuk jika tidak diterima di SNMPTN.
Aku merupakan seorang yang cenderung idealis. Mungkin, hal itu yang menjadi katalis kenapa aku cenderung nekat dahulu dalam menentukan pilihan untuk bangku kuliah. Aku menginginkan satu kuota pada suatu program studi yaitu Manajemen FEB UGM. Sekolah menengah tempatku belajar dapat dibilang merupakan sekolah yang berada di area yang tidak desa juga tidak kota-kota banget. Sekolah ini dibilang favorit atau tidak juga agaknya lumayan, karena banyak dari alumni SMA-ku yang diterima di PTN.
Ketika SNMPTN aku memilih dua pilihan yaitu Manajemen UGM kemudian pilihan kedua adalah Manajemen UNS. Banyak yang bilang aku nekat karena passing grade kedua jurusan tersebut cenderung tinggi. Pun di sekolahku belum ada alumni yang lolos pada pilihan yang aku inginkan. Seperti judul dari artikel ini, layar device-ku waktu itu merah. Sebelumnya aku tidak berani buka situsnya karena takut (sudah ada firasat juga kali ya). Rasanya bisa diingat kalau sedih banget melihat grup whatsapp penuh dengan kabar gembira teman-teman yang kebanyakan lolos seleksi perguruan tinggi ini.
Akan tetapi, aku tidak patah semangat waktu itu (bohong sih, sempat down beberapa hari wkwk). Banyak yang bilang kalau banyak jalan menuju Roma. Boleh sedih untuk beberapa waktu, tapi yang terpenting adalah harus bangkit lagi menjadi lebih kuat. Aku waktu itu juga melakukan beberapa tes seleksi perguruan tinggi lain baik itu kedinasan STAN, SBMPTN, UTUL UGM, juga PMB UNDIP. Pada akhirnya, aku dapat membalaskan kegagalanku dan di sinilah aku sekarang. Aku telah menjadi alumni Universitas Gadjah Mada dengan program studi yang sama dengan pilihanku di SNMPTN. Aku waktu itu lolos melalui SBMPTN dan akan aku ceritakan pengalamanku kembali di kesempatan selanjutnya.
Simpulan
Aku menyarankan teman-teman untuk dapat berkonsultasi dengan Guru B dari sekolah jika sekiranya bingung dengan pilihan SNMPTN. Pepatah yang mengatakan “Banyak jalan menuju Roma” itu sepenuhnya benar, masih banyak cara untuk mencapai keinginan kita. Jika pun belum lolos tahun ini, masih ada harapan di tahun mendatang. Tuhan sudah menyiapkan rencana terbaik untuk kita. Untuk itu, tetap selalu semangat ya!
0 comments:
Posting Komentar